Tata Cara Penyajian Koleksi


1.   Penyajian Koleksi
Penyajian koleksi merupakan salah satu cara berkomunikasi antara pengunjung dengan benda-benda koleksi yang dilengkapi dengan teks, gambar, foto, ilustrasi dan pendukung lainnya (Pedoman Museum Indonesia, 2008).
1.      Prinsip-prinsip Penyajian Koleksi
Penataan koleksi di ruang pameran museum harus memiliki :
-      Sistematika atau alur cerita pameran, sangat diperlukan dalam penyajian koleksi di ruang pameran, karena akan mempermudah komunikasi dan penyampaian informasi koleksi museum kepada masyarakat.
-    Koleksi yang mendukung alur cerita, yang disajikan di ruang pameran harus dipersiapkan sebelumnya, agar sajian koleksi terlihat hubungan dan keterkaitan yang jelas antar isi materi pameran.
2.      Jenis Pameran
Jenis pameran di museum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pameran tetap dan pameran khusus / temporer
a.  Pameran tetap
Adalah pameran yang diadakan dalam jangka waktu 2 sampai dengan 4 tahun. Tema pameran sesuai dengan jenis, visi dan misi museum. Idealnya, koleksi pameran yang disajikan adalah 25 sampai dengan 40 persen dari koleksi yang dimiliki museum, dan dilakukan penggantian koleksi yang dipamerkan dalam jangka waktu tertentu.
b.  Pameran khusus / temporer
Adalah pameran koleksi museum yang diselenggarakan dalam waktu relatif singkat. Fungsi utamanya adalah untuk menunjang pameran tetap, agar dapat lebih banyak mengundang pengunjung datang ke museum.
3.      Metode Pameran
Metode dan teknik penyajian koleksi di museum terdiri dari :
a. Metode pendekatan intelektual,         adalah cara penyajian benda-benda koleksi museum yang mengungkapkan informasi tentang guna, arti dan fungsi benda koleksi museum.
b.  Metode pendekatan romantik (evokatif), adalah cara penyajian benda-benda koleksi museum yang mengungkapkan suasana tertentu yang berhubungan dengan benda-benda yang dipamerkan.
c.  Metode pendekatan estetik,               adalah cara penyajian benda-benda koleksi museum yang mengungkapkan nilai artistik yang ada pada benda koleksi museum.
d. Metode pendekatan simbolik,              adalah cara penyajian benda-benda koleksi museum dengan menggunakan simbol-simbol tertentu sebagai media interpretasi pengunjung.
e.  Metode pendekatan  kontemplatif,         adalah cara penyajian koleksi di museum untuk membangun imajinasi pengunjung terhadap koleksi yang dipamerkan.
f.  Metode pendekatan interaktif,   cara  penyajian koleksi di museum dimana pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan koleksi yang dipamerkan. Penyajian interaktif dapat menggunakan teknologi informasi.
4.      Penataan Koleksi
Penataan dalam suatu pameran dapat disajikan secara :
a.  Tematik, yaitu dengan menata materi pameran dengan tema dan subtema.
b. Taksonomik, yaitu menyajikan koleksi dalam kelompok atau sistem klasifikasi.
c. Kronologis, yaitu menyajikan koleksi yang disusun menurut usianya dari yang tertua hingga sekarang.
5.      Panil-panil Informasi
Panil-panil informasi atau label secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a.  Teks dinding (introductory label) yang memuat informasi awal / pengenalan mengenai pameran yang diselenggarakan, tema dan subtema pameran, kelompok koleksi.
b. Label individu yang berisi nama dan keterangan singkat mengenai koleksi yang dipamerkan. Informasi yang disampaikan berisi keterangan yang bersifat deskriptif, dan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan alur cerita.

Tata Letak Panil dan Sudut Pandang

1 komentar:

Unknown mengatakan...

utk prinsip-prinsip penyajian koleksi itu artinya sm dgn faktor-faktor yg mempengaruhi tata penyajian gak ya?
terus saran dan prasaran penyajian koleksi itu apa aja ya ?
matur nuwun

Posting Komentar